Review Jurnal 1

on Sabtu, 01 April 2017
Review Jurnal Ke 1 (Akuntansi Internasional)
Nama Jurnal
El Muhasaba: Jurnal Akuntansi
Volume / Halaman
Vol. 2 No. 2 / E-ISSN: 2442-8922
Nama Penulis
Yona Octiani Lestari
Judul Jurnal
KONVERGENSI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS (IFRS) DAN MANAJEMEN LABA DI INDONESIA
Tanggal Jurnal
2013
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Variabel Penelitian
IFRS dan  Manajemen Laba
Hasil Penelitian
Pada periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk Komite Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi, yang kemudian dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). Menjelang akhir 1994, Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan dan menerbitkan interpretasi atas standar tersebut. Revisi tersebut menghasilkan 35 pernyataan standar akuntansi keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan IAS (International Accounting Standards) yang dikeluarkan oleh IASB. Hal tersebut mengakibatkan adanya perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS. International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah standar, interpretasi dan kerangka kerja dalam rangka Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yang diadopsi oleh International Accounting Standards Board (IASB). Pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri.
Penyesuaian terhadap IFRS memberikan manfaat terhadap keterbandingan laporan keuangan dan peningkatan transparansi. Melalui penyesuaian maka laporan keuangan perusahaan Indonesia akan dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan perusahaan dari negara lain, sehingga akan sangat jelas kinerja perusahaan mana yang lebih baik dan dapat meningkatkan kualitas Standar Akuntansi Keuangan. Selain itu program konvergensi IFRS juga mengurangi biaya modal (cost of capital) dengan membuka peluang penggalangan dana melalui pasar modal secara global, meningkatkan investasi global, dan mengurangi beban penyusunan laporan keuangan, meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan, meningkatkan komparabilitas laporan keuangan dan menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan. Disisi lain tujuan konvergensi IFRS adalah agar laporan keuangan berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS dan kalaupun ada diupayakan hanya relatif sedikit sehingga pada akhirnya laporan auditor menyebut adanya kesesuaian dengan IFRS.
Manajemen laba (Earning Management) merupakan intervensi dari pihak manajemen untuk mengatur laba yaitu dengan menaikkan atau menurunkan laba akuntansi dengan memanfaatkan atau kelonggaran penggunaan metode dan prosedur akuntansi. Karena standar akuntansi memperbolehkan perusahaan untuk memilih metode akuntansi. Studi empiris menyatakan bahwa adopsi IFRS secara mandatory berkaitan dengan likuiditas pasar dan penurunan biaya modal (cost of capital) perusahaan. Selain itu penggunaan praktik akuntansi yang sama di berbagai Negara akan memudahkan investor dalam manajemen laba. Penelitian Ewert dan Wagenhof (2005) menyatakan bahwa standar akuntansi yang semakin ketat dapat menurunkan manajemen laba dan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Webster dan Thompson (2005) menguji kulaitas laba dari perusahaan Kanada yang terdaftar di bursa efek Kanada dan Amerika dimana perusahaan kanada yang menggunakan standar akuntansi yang Principal Based mempunyai kualitas akrual yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan Amerika yang US GAAP Rules Based.
Kesimpulan Penelitian
Peralihan kepada konvergensi IFRS diharapkan akan membawa dampak positif diantaranya adalah dari sisi pelaporan keuangan. Dengan adanya konvergensi IFRS maka akan tercipta suatu pelaporan yang seragam, sehingga memudahkan para pengguna laporan keuangan untuk melakukan kebijakan kebijakan yang terkait dengan performa laporan keuangan suatu perusahaan. Dan hal ini akan memudahkan investor lintas Negara untuk melakukan kebijakan investasinya. Konvergensi IFRS bertujuan untuk menghasilkan suatu laporan keuangan yang relevan dan reliable sehingga akan tercipta suatu laporan yang lebih berkualitas baik untuk asset, kewajiban, modal, pendapatan dan beban. Standar IFRS berbasis prinsip akan lebih condong pada pengunaan nilai wajar dan pengungkapan yang lebih banyak dan rinci diharapkan dapat mengurangi adanya praktik manajemen laba.
Pendapat Mengenai Jurnal
Pendapat saya mengenai jurnal ini bahwa jurnal ini cukup baik karena penelitian ini menjelaskan tentang fenomena konvergensi IFRS dan manajemen laba di Indonesia. Tema yang diangkat juga cukup menarik untuk diikuti. Jurnal ini memuat informasi yang menarik seperti riset empiris manajemen laba pasca konvergensi IFRS di Indonesia. Hanya saja jurnal ini kurang dilengkapi dengan penjelasan yang lengkap mengenai tujuan penelitian sampai metode penelitian tidak digambarkan secara jelas.


review jurnal 2

Review Jurnal Ke 2 (Perkembangan Akuntansi Internasional)
Nama Jurnal
Volume / Halaman
15
Nama Penulis
Aria Farahmita
Judul Jurnal
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan adopsi IFRS di negara berkembang
Tanggal Jurnal
2012
Tujuan Penelitian
Riset ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor institusional terhadap kemungkinan adopsi IFRS di negara berkembang. Terdapat tujuh faktor yang dianalisis yaitu tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, keterbukaan ekonomi, perkembangan pasar modal, kualitas regulator, tingkat perlindungan investor dan perkembangan standar akuntansi lokal. Perbedaan riset ini dengan sebelumnya yaitu tidak hanya memperhitungkan faktor ekonomi makro, namun juga faktor institusional dan perkembangan standar akuntansi lokal di masing-masing negara.
Metode Penelitian
Model penelitian yang akan digunakan untuk menguji hipotesis adalah model Binomial Logit, karena variabel dependen yang digunakan merupakan variabel indikator yang mengukur dua kemungkinan adopsi IFRS. Uji keseluruhan variabel secara bersama-sama menggunakan model penelitian sebagai berikut :
1
Variabel Penelitian
Tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, keterbukaan ekonomi, kualitas regulator lokal, tingkat perlindungan investor, dan keberadaan standar akuntansi lokal adaptasi internasional (variabel independen) terhadap kemungkinan adopsi IFRS di negara berkembang (variabel dependen).
Hasil Penelitian
Berdasarkan uji regresi binomial logit ini, tingkat pertumbuhan ekonomi (GROW), tingkat pendidikan (EDU), keterbukaan ekonomi (OPEN), perkembangan pasar modal (CM) dan tingkat perlindungan investor (PROTEC) terbukti tidak signifikan mempengaruhi kemungkinan adopsi IFRS di negara berkembang.
Kesimpulan Penelitian
Hasil regresi menunjukkan bahwa hanya kualitas regulator yang secara positif signifikan mempengaruhi kemungkinan adopsi IFRS di negara berkembang. Artinya semakin baik kualitas regulator di suatu negara, maka akan meningkatkan kemungkinan negara berkembang mengadopsi IFRS. Selanjutnya, terdapat kecenderungan suatu negara akan melakukan adopsi IFRS ketika negara tersebut memiliki standar akuntansi lokal yang  sebelumnya sudah mengadaptasi standar internasional. Riset ini tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, keterbukaan ekonomi, perkembangan pasar modal dan perlindungan investor terhadap kemungkinan adopsi IFRS di negara berkembang. Mungkin terdapat faktor lain yang mempengaruhi kemungkinan adopsi IFRS, yang tidak tertangkap dalam model. Mungkin juga keputusan adopsi IFRS lebih disebabkan faktor irrasional yang tidak berdasarkan pada kebutuhan, seperti yang dijelaskan melalui teori institusional. Keputusan adopsi IFRS mungkin hanya bersifat ikut-ikutan, yang bertujuan untuk mendapatkan legitimasi eksternal.
Pendapat Mengenai  Jurnal
Menurut saya penelitian ini cukup bagus dan menarik. Sampel yang diambil pun cukup luas sehingga hasilnya pun  komprehensif. Hanya saja mungkin bisa menambahkan jumlah sampel agar dapat memperhitungkan tiga kemungkinan adopsi IFRS yang berbeda tingkatannya menggunakan model pengujian ordered logit. Menambah jumlah sampel dan observasi data dengan memasukkan faktor-faktor lain seperti faktor kedekatan budaya, pengaruh tekanan politik yang lebih kuat, kedekatan politik, keanggotaan dalam suatu kelompok kerjasama ekonomi, atau kedekatan mitra dagang.


Review Jurnal 3

Review Jurnal Ke 3 (Akuntansi Komparatif Eropa)
Nama Jurnal
Jurnal Etikonomi
Volume / Halaman
Vol. 12 No. 1/76 Hal
Nama Penulis
Yayu Putri Senjani
Judul Jurnal
Manajemen Laba Akrual riil sebelum dan setelah adopsi wajib IFRS di Uni Eropa
Tanggal Jurnal
2012
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai praktik manajemen laba di Uni Eropa pada tiga tahun sebelum dan setelah adopsi IFRS secara wajib. Praktik manajemen laba yang diobservasi adalah manajemen laba akrual (tingkat akrual diskresioner), dan manajemen laba riil (arus kas operasi abnormal dan biaya produksi abnormal).
Metode Penelitian
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode Purposive Sampling. Metode penelitian pada penelitian ini adalah penggunaan discretionary accrual sebagai proksi manajemen laba akrual, dihitung dengan menggunakan Modified Jones Model dan Regresi digunakan untuk menghitung nilai Non-akrual diskresioner (Non Discretionary Accrual/NDA).
Variabel Penelitian
Manajemen laba akrual dengan manajemen laba riil
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan secara empiris bahwa tidak ada perbedaan antara manajemen laba akrual dan riil pada periode sebelum dan setelah adopsi IFRS secara wajib. Hasil lain juga menunjukkan bahwa manajemen laba akrual dan riil berkorelasi positif untuk proksi biaya produksi abnormal setelah adopsi IFRS secara wajib. Pada analisis lanjutan ditunjukkan bahwa tingkat manajemen laba akrual perusahaan yang mengadopsi IFRS secara sukarela lebih kecil dibandingkan dengan yang mengadopsi secara wajib. Lebih lanjut, manajemen laba akrual perusahaan yang mengadopsi IFRS secara sukarela meningkat setelah adopsi. Ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara waktu perusahaan mengadopsi IFRS dengan praktik manajemen laba akrual yang dilakukan. Sedangkan pada pengujian manajemen laba riil, tidak terdapat perbedaan antara manajemen laba riil pada periode sebelum dan setelah adopsi IFRS.
Kesimpulan Penelitian
Pada pengujian manajemen laba riil, tidak terdapat perbedaan antara manajemen laba riil pada periode sebelum dan setelah adopsi IFRS. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa hubungan antara manajemen laba riil dengan cara manipulasi penjualan dan meningkatkan persediaan dengan menambah tingkat produksi normal adalah positif. Dengan demikian tidak terdapat hubungan antara manajemen laba riil dengan adopsi IFRS.
Pendapat Mengenai  Jurnal
Menurut saya penelitian ini cukup bagus. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah periode penelitian yang masih terbilang singkat (tiga tahun sebelum dan tiga tahun setelah adopsi IFRS), dan penggunaan sampel yang masih kurang luas, karena penerapan IFRS dalam Negara Uni Eropa baru hanya 5 anggota Uni Eropa (EU) yang menggunakan IFRS, yaitu : 1. Republik Ceko, 2. Perancis, 3.Jerman, 4. Belanda, 5.Inggris . Sehingga, menurut saya hasil yang didapatkan masih kurang komprehensif. Alat analis yang digunakan juga menurut saya masih kurang banyak, seharusnya pada penelitian ini dapat menggunakan alat analisis lainseperti regresi berganda untuk melihat pengaruh adopsi IFRS terhadap manajemen laba. Variabel-variabel lain seperti ROA, Leverage, atau tingkat inflasi juga dapat ditambahkan dalam pengujian untuk melihat adanya variabel lain yang mempengaruhi tingkat manajemen laba akrual dan riil.