DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................................... 1
Daftar Isi ......................................................................................................................... 2
Bab I ................................................................................................................................ 3
Pendahuluan ................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 3
1.2 Tujuan .................................................................................................................. 4
1.3 Manfaat ................................................................................................................ 4
Bab II ............................................................................................................................... 5
Tinjauan Teori dan Empiris .......................................................................................... 5
2.1
Strategi Bersaing Untuk Setiap
Posisi Bisnis .................................................... 5
2.3 Strategi Manajement Ritel .................................................................................. 10
2.4 Trend Industri Ritel ............................................................................................ 10
2.5 Strategi Pemasaran Ritel (Ritail) ........................................................................ 10
Bab
III ............................................................................................................................. 13
Hasil
Observasi ............................................................................................................... 13
3.1 Lokasi Observasi ................................................................................................. 13
3.2 Gambaran Umum Perusahaan .......................................................................... 13
3.3 Strategi Persaingan Bisnis Ritel ......................................................................... 13
3.4 Segmen Pasar ....................................................................................................... 14
3.5 Tujuan Kemitraan ............................................................................................... 14
Bab
IV ............................................................................................................................. 15
Kesimpulan
..................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bisnis Retail merupakan keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan
penjualan dan pemberian layanan kepada masyarakat sebagai pelaku konsumen untuk
pengunaan yang sifatnya individu sebagai pribadi maupun keluarga. Keberhasilan
dalam pasar Retail yang kompetitif, pelaku Retail harus dapat menawarkan produk
yang tepat, dengan harga, waktu dan tempat yang tepat pula. Oleh karena itu,
pemahaman terhadap pelaku Retail terhadap karakteristik target pasar atau
konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting. Dalam
operasionalnya pelaku Retail menjalankan beberapa fungsi antara lain membantu
konsumen dalam menyediakan berbagai produk dan jasa. Menjalankan fungsi memecah
maupun menambah nilai produk, secara keseluruhan pengelola bisnis Retail
membutuhkan implementasi fungsi-fungsi manajemen secara terintegrasi baik
fungsi keuangan, pemasaran, sumberdaya manusia, maupun operasional. Sehinga
pelaku Retail dapat memahami secara penuh tentang lingkup bisnis Retailnya,
cara strategi pengembangannya dan Memanajemen bisnisnya.
Industri Retail semakin berubah seiring dengan perubahan teknologi,
perkembangan dunia usaha serta kebutuhan konsumen. Siap atau tidak,
Retail di Indonesia akan menghadapi persaingan yang demikian sengit. Apalagi
dengan semakin maraknya Retail asing di Indonesia yang punya kekuatan merek dan
dana yang “tak terbatas”. Oleh karenanya Retail di Indonesia perlu mewaspadai
atau memahami berbagai tren yang akan terjadi pada dunia Retail di masa depan.
Berikut adalah 10 hal yang bisa menentukan masa depan Retail.
Bisnis ritel makin populer belakangan ini. Namun, dengan dibukanya keran
perdagangan bebas dengan Cina, pasar ritel lokal banyak yang gulung tikar.
Bagaimana strategi yang efektif dalam mengelola bisnis ritel sehingga tak
tergerus oleh serbuan ritel asing?.
Bisnis ritel atau bisnis eceran adalah bisnis yang menyalurkan barang
maupun jasa kepada pengguna akhir. Segmen bisnis ritel sangat luas, mulai dari
segmen bawah hingga masyarakat kelas atas karena produk yang ditawarkan pun
sangat beragam. Akan tetapi, bisnis ritel ternyata tak semudah yang
dibayangkan. Dominasi merek terkenal dan modal yang tak terbatas serta serbuan
ritel asing dapat menjadi faktor sebuah bisnis ritel tutup buku. Berikut ini
beberapa tips yang dapat dilakukan untuk memelihara bisnis ritel yang sudah
berjalan.
Orang-orang yang tertarik untuk memulai sebuah toko ritel perlu memastikan bahwa mereka
berada dalam posisi untuk benar-benar membuat toko sukses. Hal ini terutama
berlaku di zaman ekonomi sulit ketika banyak perusahaan yang berjuang untuk
tetap bertahan. Ada banyak hal untuk mempertimbangkan untuk menentukan apakah
suatu bisnis akan dapat melakukannya dengan baik
sekarang termasuk lokasi dan jenis usaha ritel yang Anda tertarik untuk
memulai. Namun, pertanyaan yang benar apakah atau tidak bisnis Anda akan
melakukannya dengan baik memiliki kurang untuk melakukan dengan toko dan banyak
lagi dengan Anda. Tanyakan pada diri Anda jika Anda memiliki lima berikut harus-memiliki kualitas untuk
menjalankan sebuah toko ritel yang sukses. Jika Anda melakukannya, Anda harus
dapat membuat pekerjaan bisnis Anda terlepas dari kesulitan ekonomi yang
dihadapi ritel saat ini.
1.2 Tujuan
Mendapatkan
informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara obyektif strategi
pemasaran bisnis retail yang dilakukan di Tofuku, untuk memenangkan persaingan
di pasar.
1.3
Manfaat
a. Sebagai
masukan bagi manajemen bisnis retail yang dilakukan di Tofuku tentang pemilihan
strategi marketing yang digunakan dalam mempertahankan loyalitas pelanggan,
sehingga dapat menentukan kebijakan manajemen selanjutnya.
b. Sebagai
sebuah kajian yang memperkaya pemikiran dan data mengenai bagaimana
keberlangsungan sebuah usaha jasa khususnya pada bisnis retail dengan
tantangan-tantangan yang mereka hadapi, dalam hal pemasaran.
BAB II
TINJAUAN
TEORI DAN EMPIRIS
2.1 Strategi
Bersaing Untuk Setiap Posisi Bisnis
Pada saat
sekarang ini maupun saat kedepan, strategi pemasaran yang diterapkan oleh suatu
perusahaan harus disesuaikan tidak hanya pada sasaran konsumen semata, tetapi
juga pada para pesaing yang mengincar pasar sasaran konsumen yang sama.
Perusahaan sebelum menetapkan dan menjalankan strateginya hendaklah terlebih
dahulu malakukan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Treath)
yaitu melihat dan menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
dimilikinya sendiri dan juga yang dimiliki oleh para pesaingnya.
Strategi Untuk Setiap Posisi
Bisnis Posisi
|
Reaktif
|
Proaktif
|
LEADER
|
- Balas
- Persaingan harga
|
- Pengembangan pasar
- Penelitian dan pengembanga
|
CHALLENGER
|
- Follow the leader
- Me too
|
- Menantang
- Menyerang
- Pengembangan produk baru
|
FOLLOWER
|
- Status Quo
- Me too
|
- Cari pasar baru
- Cari segmen pasar baru
- Market niche
|
Strategi
bersaing bergantung pada besar dan posisi masing-masing perusahaan dalam pasar.
Perusahaan besar mampu menerapkan strategi tertentu, yang jelas tidak bisa
dilakukan oleh perusahaan kecil. Tetapi hanya dengan sekala besar saja tidaklah
cukup, karena ada beberapa strategi bagi perusahaan besar yang mampu menjamin
keberhasilannya, akan tatapi ada juga strategi yang dapat merugikan dirinya
sendiri. Dan bukanlah merupakan sesuatu hal yang jarang terjadi bahwa
perusahaan kecil dengan strateginya sendiri mampu rnenghasilkan tingkat
keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik daripada yang diperoleh perusahaan
besar.
Sehubungan
dengan besarnya usaha, maka dapat dibedakan menjadi empat kelompok usaha,
yaitu:
1.
Market Leader menguasai 40% pasar
2.
Market Challanger menguasai 30% pasar
3.
Market Follower menguasai 20% pasar
4.
Market Nicher menguasai 10% pasar
Market Leader
Perusahaan
seperti ini rnemegang bagian terbesar dalam pasar, biasanya
perusahaan-perusahaan lain mengikuti tindakan-tindakan perusahaan dalam hal
perubahan harga, pengenalan produk baru, pencakupan saluran distribusi, dan
intensitas promosi. Perusahaan ini menjadi titik pusat orientasi para pesaing.
Ia merupakan perusahaan yang ditantang, ditiru, atau dijauhi. Kehidupan
pemimpin pasar sungguh tidaklah mudah, terkecuali bila perusahaan itu memang
memiliki promosi resmi. Perusahaan tersebut senantiasa mempertinggi
kewaspadaannya sebab para pesaingnya selalu mencari dan mencoba memanfaatkan
kelemahannya, meski sekecil apapun.
Perusahaan
yang dominan selalu ingin tetap menjadi nomor satu, oleh sebab itu,
perusahaan-perusahaan seperti ini bjasanya mengembangkan strategi:
a.
Mengembangkan pasar keseluruhan, hal ini dapat dilakukan dengan cara:
o Mencari
konsumen baru dengan cara strategi penerobosan pasar, strategi pasar baru, dan strategi perluasan geografis
o Mencari dan
mengenalkan kegunaan baru suatu produk
o Meyakinkan
masyarakal konsumen agar menggunakan produk lebih banyak pada setiap
kesempatan.
b.
Melindungi bagian-bagian pasar yang telah dikuasai. Sementara mencoba
memperkuat pasar. Perusahaan yang dominan tetap harus melindungi usahanya
secara terus menerus dari serangan saingan-saingannya. Untuk itu yang harus
dikerjakan oleh perusahaan pemimpin dalam mempertahankan daerah kekuasaannya
adalah inovasi (Pembaharuan ) yang terus menerus.
c.
Meningkatkan bagian pasar. Selain mencari konsumen baru pada pasar yang baru,
perusahaan juga dapat meningkatkan jumlah konsumen pada bagian pasar yang sudah
dikuasai.
Market Challanger
Perusahaan
yang mempunyai urutan kedua atau lebih rendah lagi didalam pasar bisa disebut
"runner up" atau "Penyusul". Mereka dapat menyerang Market
leader dan pesaing-pesaing lainnya dalam suatu usaha yang gencar merebut bagian
pasar, perusahaan inilah yang disebut Market Challanger. Dan mereka yang
bersikap asal rnenerima tidak menggoncangkan pasar, disebut juga Market
Follower.
Beberapa
strategi penyerangan yang bisa digunakan oleh market challanger :
a.
Menetapkan sasaran straregi lawan.
Langkah awal yang harus dilakukan oleh penantang pasar adalah menetapkan
sasaran strategis dan memilih lawan yang dihadapi, untuk itu perusahaan harus
melakukan analisis persaingan yang sistematis. Sasaran strategis dari
kebanyakan penantang pasar adalah: peningkatan bagian pasar dengan harapan akan
menghasilkan profitabilitas yang lebih tinggi. Pada dasarnya, market challanger
dapat memilih salah satu dari tiga jenis perusahaan yang dapat diserang yaitu:
pimpinan pasar, perusahaan-perusahaan yang sama besarnya tetapi kurang berhasil
serta kekurangan dana, dan perusahaan regional yang lebih kecil.
b. Memilih strategi penyerangan.
Secara umum
ada lima strateg penyerangan yang dapat dipilih dan dilakukan market challanger
:
o Serangan
Frontal. Serangan ini dilakukan dengan mengerahkan seluruh kekuatan yang
dimiliki tepat berhadapan dengan lawan. Serangan ini lebih bersifat menyerang
kekuatan lawan ketimbang titik lemahnya. Dalam serangan frontal ini, penyerang
menandingi produk, iklan, barga, dari lawannya, sehingga apabila lawan tidak
kuat maka akan kalah. Biasanya yang memakai strategi ini adalah market
challanger yang kuat.
o Serangan
melambung. Prinsip pokok dart serangan modern adalah Konsentrasi kekuatan untuk
menyerang kelemahan .Market challanger berpura-pura akan menyerang bagian yang
kuat sehingga lawan mengerahkan seluruh kekuatan ke bagian tersebut, tetapi
serangan yang sesungguhnya akan diarahkan kebagian kelemahannya. Ada dua
strategi yang dapat dilakukan oleh market challanger yaitu serangan geografis,
yaitu serangan-serangan yang ditujukan pada daerah-daerah pemasaran dimana
pesaing tidak menanganinya dengan baik. Dan kedua adalah serangan dengan
menutup segmen pasar yang selama ini belum dipenuhi oleh market leader.
o Serangan
mengepung. Serangan ini merupakan usaha menembus daerah pemasaran lawan, yaitu
dengan mengadakan penyerangan secara besar-besaran terhadap seluruh pasar lawan
dan pada saat bersamaan perusahaan penantang memasarkan segala apa saja yang
dipasarkan oleh pesaing, dan melebihi apa yang dimiliki oleh pesaing, sehingga
tawaran perusahaan ini tidak mungkin ditolak oleh konsumen.
o Serangan
lintas. Strategi ini adalah strategi yang paling tidak langsung, serta
menjauhkan diri dari gerakan yang mengarah kepemasaran pesaing. Ada tiga
pendekatan, yaitu: diversifikasi ke produk-produk yang tidak berkaitan,
diversifikasi kepasar geografis yang baru dan menciptakan produk yang lebih
baik.
o Serangan
gerilya. Serangan ini dilakukan perusahaan-perusahaan yang kekurangan modal
dengan menyerang pada berbagai wilayah lawan dengan serangan kecil yang
tiba-tiba dan terputus-putus. Tujuannya adalah untuk mengganggu konsentrasi
lawan. Serangan dapat dilakukan dengan tindakan memotong harga secara selektif,
mengganggu persediaan, membajak eksekutif, kegiatan promosi intensif dan
berbagai tindakan ilegal lainnya.
Selain ke
lima strategi penyerangan secara umum tersebut, terdapat strategi yang lebih
spesitik lagi bagi market challanger yaitu:
1.
Strategi pemotongan harga
2.
Strategi produk yang lebih murah
3.
Strategi produk prestise
4.
Strategi pengembang biakan produk
5.
Strategi inovasi produk
6.
Strategi penyempurnaan jasa pelayanan
7.
Strategi inovasi distribusi
8.
Strategi penekanan biaya
9.
Strategi promosi yang intensif
Market Follower
Perusahaan
seperti ini lebih suka menawarkan hal-hal yang serupa, biasanya dengan meniru
produk perusahaan yang memimpin. Setiap market follower selalu menonjolkan
sifat khasnya kepada target pasar, misalnya lokasi, jasa pelayanan, atau
keuangannya. Strategi umum yang biasa dilakukan oleh maeket follower yaitu:
o Mengikuti
dari dekat. Market follower berusaha menyamai perusahaan pemimpin pasar pada
sebanyak mungkin segmen pasar dan wilayah bauran pemasaran.
o Mengikuti
dari jauh. Dalam strategi ini market follower membuat beberapa differensiasi,
namun tetap mengikuti market leader dalam hal pembauran pasar.
o Mengikuti
secara selektif. Market follower mengikuti dengan dekat beberapa hal yang
dilakukan market leader, namum pada hal-hal yang lain perusahaan berjalan
dengan sendiri.
Market Nicher
Perusahaan
seperti ini, menyandang berbagai nama seperti; penggarap relung pasar,
spesialisasi pasar, perusahaan ambang pintu, atau perusahaan tumpuan. Market
nicher menempati sebagian kecil dari seluruh pasar yang ada. Perusahaan jenis
ini mencoba masuk kesatu atau lebih celah-celah pasar yang aman dan
menguntungkan yang dilupakan atau terlewatkan oleh perusahaan besar. Umumnya
market micher adalah perusahaan yang mempunyai spesialisasi tertentu dan
keahlian yang khas didalam pasar, konsumen, produk atau lini-lini dalam bauran
pemasaran.
Didalam
strategi pemasaran perusahaan erat kaitannya dengan 3 kekuatan dasar utama yang
meliputi ; Pelanggan (Cutomer),
Perusahaan (Corporation) dan
Persaingan / Kompetisi (Competition). Pada konsep pemasaran yang strategis
selalu memfokuskan diri pada cara-cara ikut terjun dalam persaingan dimana
Perusahaan dapat secara efektif menempatkan diri terhadap pesaingnya. Dalam hal
ini, kemampuan memberikan nilai lebih pada pelanggan adalah kata kunci yang
dikembangkan dengan lebih optimal.
Bersama-sama, tiga elemen dasar (perusahaan,
kompetisi dan pelanggan) membentuk interaksi terkait secara
dinamis. Jika apa yang diinginkan oleh pelanggan tidak cocok dengan kebutuhan
perusahaan, maka dalam kelangsungan jangka panjang masa depan perusahaan
mungkin akan dipertaruhkan. Positif matching dari kebutuhan dan tujuan
pelanggan dan perusahaan ini diperlukan untuk hubungan baik yang berkelanjutan.
Berdasarkan interaksi lanjutan itu, maka pembentukan strategi pemasaran
memerlukan 3 keputusan sebagai berikut :
1.
Dimana berkompetisi (Where
to compete)
Hal ini
memerlukan definisi pasar yang jelas (misalnya, bersaing di seluruh pasar atau
dalam satu atau lebih segmen).
2.
Bagaimana berkompetisi (How to
compete)
Hal ini
memerlukan sebuah alat untuk bersaing (misalnya, memperkenalkan produk baru
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atau menciptakan posisi baru untuk produk
yang sudah ada).
3.
Kapan untuk terjun dalam kompetisi (When to
compete)
Keputusan
ini sangat diperlukan guna menentukan waktu memasuki pasar secara langsung
(misalnya, menjadi yang pertama di pasar atau menunggu sampai permintaan utama
didirikan). Tentunya sumber daya perusahaan menjadi landasan utama dalam
membuat keputusan yang tepat.
Banyak hal
yang dapat anda kembangkan dalam meningkatkan strategi pemasaram perusahaan
anda. Tentunya pemberdayaan secara berkelanjutan atas seluruh aset perusahaan
akan menambah kemampuan perusahaan dalam bersaing dalam kompetisi.
Strategi pemasaran ritel adalah pemasaran yang mengacu kepada variabel,
dimana pedagang eceran dapat mengkombinasikan menjadi jalan alternatif sebagai
suatu strategi pemasaran untuk dapat menarik konsumen. Variabel tersebut
umumnya meliputi faktor seperti : variasi barang dagangan dan jasa yang
ditawarkan, harga, iklan, promosi, dan tata ruang, desain store, lokasi store
dan merchanding (Retail marketing management, 2003). Untuk menjaga kelangsungan
hidup serta kemajuan dan keunggulan dalam bisnis eceran yang semakin
kompetitif, maka pengelola bisnis tersebut harus berupaya menerapkan strategi
berupa program bauran penjualan eceran yang diharapkan memunculkan minat
konsumen.
Komponen produk, harga, tempat, dan promosi atau lebih dikenal dengan 4P
(product, price, place, and promotion) dengan menitikberatkan perhatian yang
berbeda-beda pada keempat variabel tersebut karena tergantung kepada sipembuat
keputusan pemasarannya untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang
cenderung berubah-ubah yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan
mencapai tujuan perusahaan, dimana konsep tersebut berlaku bagi bisnis eceran
dengan penekanan pda faktor yang berlainan (McCarthy, 1993)
Prinsip dasar pada ritel modern yang
terdiri dari 4 P:
a. Product (Produk)
Produk
menurut Kotler and Armstrong (2001) adalah segala sesuatu yang ditawarkan
kepasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikomsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut Porter (1996), keunggulan suatu
produk agar dapat diterima dan bertahan dipasar ditentukan oleh ciri khas atau
keunikan produk tersebut dibandingkan dengan produk yang lain yang ada dipasar
(Porter, 1996).
b.
Price (Harga)
Strategi
dalam penetapan harga bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya : Harga bundling,
harga predatory, harga berbasis kompetisi, harga cost plus, harga
berorientasi pasar, harga premium, harga psikologis, harga dinamis (Kotler and
Armstrong, 2010). Ada tiga pihak yang menjadi dasar pertimbangan dalam
penetapan harga oleh sebuah perusahaan ritel yaitu konsumen, dirinya sendiri,
dan pesaing.
§ Menurut Ma’ruf (2005) ,
impementasi strategi harga antara lain : Penetapan harga secara tetap untuk
periode waktu tertentu dan harga yang ditetapkan secara variatif sesuai
fluktuasi tingkat permintaan konsumen.
§ Penetapan harga ganjil, seperti Rp.
99.000, Rp. 199.000, Rp. 749.000
§ Leader pricing, penetapan
harga dimana profit marginnya lebih rendah daripada tingkat yang biasa
diraih bertujuan untuk menarik konsumen yang lebih banyak.
§ Penetapan harga paket, yaitu harga
yang didiskon untuk penjualan lebih dari satu unit per itemnya.
§ Harga bertingkat, ini diberlakukan
untuk produk yang mempunyai banyak model dan harga yang beragam.
c. Promotion (Promosi)
Menurut
Philip Kotler (1997, p.153) proses keputusan pembelian dipengaruhi oleh
rangsangan pemasaran dan rangsangan lain. Bauran promosi yang meliputi
periklanan (advertising), penjualan pribadi (personal selling),
hubungan masyarakat (public relation) dan publisitas(publicity),
promosi penjualan (sales promotion), dan pemasaran langsung (direct
marketing) adalah bagian dari rangsangan pemasaran yang merupakan variabel
yang dapat dikontrol oleh perusahaan.
Menurut
Schoell (1993, p.424), Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik,
mengingatkan, dan meyakinkan.
d.
Place (Lokasi)
Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang
terlibat dalam proses menjadikan barang dan jasa siap digunakan atau dikomsumsi
(Kotler, 2002). Menurut Losch, Lokasi penjualan sangat berpengaruh lokasi
penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya.
Makin jauh dari tempat penjual, konsumen makin malas membeli karena biaya
transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin mahal. Losch cenderung
menyarankan agar lokasi produksi berada dipasar atau dekat dengan pasar.
Lokasi adalah faktor terpenting dalam pemasaran ritel. Pada lokasi yang
tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan
gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis,
meskipun keduanya menjual produk yang sama dengan pramuniaga yang sama terampilnya
dan mempunyai citra toko yang bagus.
Startegi pemasaran yang baik juga harus didukung dengan kualitas pelayan
yang baik. Menurut Christopher H. Lovelock et.al (1996) menyatakan bahwa
kualitas pelayanan merupakan bentuk pelayanan yang harus disesuaikan dengan
harapan dan kepuasan konsumen didalam memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
Salah satu cara perusahaan untuk tetap dapat unggul bersaing dengan memberikan
pelayanan dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya secara konsisten.
Harapan konsumen dibentuk oleh pengalaman masa lalunya, pembicaraan dari mulut
kemulut serta promosi yang dilakukan kemudian dibandingkannya. Menurut Payne
(2000) membentuk model kualitas pelayanan yang menyoroti syarat-syarat utama
memberikan kuliatas pelayanan diantaranya adalah :
§ Kesenjangan
antara harapan konsumen dengan persepsi management
§ Kesenjangan
antara persepsi management terhadap harapan konsumen dengan spesifikasi
terhadap kualitas pelayanan.
§ Kesenjangan
antara spesifikasi kualitas pelayanan dan penyampaian pelayanan.
§ Kesenjangan
antara pelayanan yang dirasakan dan pelayanan yang diharapkan.
Menurut Zeithaml and Bitner (2003), kualitas pelayanan mencerminkan
evaluasi persepsi konsumen tentang elemen-elemen jasa (kualitas interaksi,
kualitas lingkungan fisik, dan kualitas hasil), kemudian elemen-elemen jasa
akan dievaluasi berdasarkan dimensi kualitas pelayanan yang spesifik, antara
lain : kehandalan, daya tangkap, jaminan, kemudahan dalam melakukan hubungan,
dan bukti langsung.
Kata ritel
berasal dari bahasa Perancis, ritellier, yang berarti memotong atau memecah
sesuatu. Retail atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan
yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen
akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis. Sering kali
orang-orang beranggapan bahwa ritel hanya menjual produk-produk di toko. Tetapi
retail (ritel) juga melibatkan pelayanan jasa layanan antar (delivery services)
ke rumah-rumah. Tidak semua ritel dilakukan ditoko.
Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis retail (ritel) adalah menjual berbagai produk, jasa atau keduanya, kepada konsumen untuk keperluan konsumsi pribadi maupun bersama. Produsen menjual produk-produknya kepada peretail maupun peritel besar (wholesaler). Peritel besar ini juga kerap disebut sebagai grosir atau pedagang partai besar.
Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis retail (ritel) adalah menjual berbagai produk, jasa atau keduanya, kepada konsumen untuk keperluan konsumsi pribadi maupun bersama. Produsen menjual produk-produknya kepada peretail maupun peritel besar (wholesaler). Peritel besar ini juga kerap disebut sebagai grosir atau pedagang partai besar.
2.4 Trend
Industri Ritel
Industri retail (ritel) berubah dengan cepat. Perubahan-perubahan itu dapat dilihat dari 1). Perbedaan yang mendasar dan terus berkembang dalam format ritel. 2). meningkatnya konsentrasi industri. 3). Globalisasi dan 4). Penggunaan berbagai cara untuk berinteraksi dengan konsumen. Saat ini konsumen dapat membeli barang yang sama dari sejumlah retail (ritel) yang berbeda. Masing-masing format ritel menargetkan pangsa pasar yang berbeda dan yang semakin meningkat. Tiap jenis retail (ritel) menawarkan manfaat yang berbeda, sehingga para konsumen bisa berlangganan pada retail (ritel) yang berbeda untuk pembelian dan kebutuhan yang berbeda.
Pada awalnya retail (ritel) adalah bisnis lokal. Saat ini, konsep ritel yang berhasil disebuah negara telah berkembang secara global. Mengapa beberapa konsep ritel dapat berkembang secara global dan sementara beberapa tidak bisa berkembang? biasanya tergantung pada apa yang dinamakan keunggulan bersaing (competitive advantage) di negara tersebut.
Industri retail (ritel) berubah dengan cepat. Perubahan-perubahan itu dapat dilihat dari 1). Perbedaan yang mendasar dan terus berkembang dalam format ritel. 2). meningkatnya konsentrasi industri. 3). Globalisasi dan 4). Penggunaan berbagai cara untuk berinteraksi dengan konsumen. Saat ini konsumen dapat membeli barang yang sama dari sejumlah retail (ritel) yang berbeda. Masing-masing format ritel menargetkan pangsa pasar yang berbeda dan yang semakin meningkat. Tiap jenis retail (ritel) menawarkan manfaat yang berbeda, sehingga para konsumen bisa berlangganan pada retail (ritel) yang berbeda untuk pembelian dan kebutuhan yang berbeda.
Pada awalnya retail (ritel) adalah bisnis lokal. Saat ini, konsep ritel yang berhasil disebuah negara telah berkembang secara global. Mengapa beberapa konsep ritel dapat berkembang secara global dan sementara beberapa tidak bisa berkembang? biasanya tergantung pada apa yang dinamakan keunggulan bersaing (competitive advantage) di negara tersebut.
2.5 Strategi Pemasaran Ritel (Retail)
Strategi
pemasaran ritel (retail) meliputi (1). pemilihan segment target pasar dan
penentuan format ritel (retail) dan (2). pengembangan keunggulan bersaing yang
memungkinkan ritel (retail) untuk mengurangi tingkat kompetensi yang dihadapi.
Ritel (retail) yang berhasil harus memenuhi kebutuhan pelanggan pada segmen pasar yang dilayani secara lebih baik daripada yang dilakukan pesaing. Pasar ritel (retail) bukan merupakan tempat khusus dimana para pembeli dan penjual bertemu, tetapi sebagai kelompok konsumen dengan kebutuhan-kebutuhan yang sama (segmen pasar) dan sekelompok ritel (retail) yang menggunakan format ritel (retail) yang sama untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut.
Ritel (retail) yang berhasil harus memenuhi kebutuhan pelanggan pada segmen pasar yang dilayani secara lebih baik daripada yang dilakukan pesaing. Pasar ritel (retail) bukan merupakan tempat khusus dimana para pembeli dan penjual bertemu, tetapi sebagai kelompok konsumen dengan kebutuhan-kebutuhan yang sama (segmen pasar) dan sekelompok ritel (retail) yang menggunakan format ritel (retail) yang sama untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut.
Pasar
sasaran dalam ritel (retail) sering kali ditetapkan berdasarkan faktor
demografis, geografis dan psikografis. Menetapkan pasar sasaran merupakan
syarat untuk menetapkan strategi bauran ritel (retail). Bauran ritel (retail)
atau disebut dengan retail mix adalah kombinasi elemen-elemen produk, harga,
lokasi, personalia, promosi dan presentasi atau tampilan-untuk menjual barang
dan jasa pada konsumen akhir yang menjadi target pasar.
Membicarakan strategi pemasaran, memang
tidak akan pernah ada habisnya. Berbagai cara dan usaha bisa dijadikan sebagai
strategi untuk memasarkan sebuah produk. Salah satu strategi yang sudah
dijalankan masyarakat dari dulu hingga sekarang adalah pemasaran dengan sistem
retail atau eceran. Yang dimaksud dengan strategi pemasaran retail atau eceran
sendiri adalah segala kegiatan jual-beli yang bertujuan menyalurkan barang
kepada konsumen akhir, guna memenuhi kebutuhan pribadi para konsumen.
Sebagian besar pelaku usaha memilih untuk menggunakan strategi pemasaran
ini, sebab peluang pasar yang paling
potensial datang dari konsumen akhir, yang rata-rata membeli suatu produk untuk
keperluan mereka sehari-hari. Tak heran bila saat ini perkembangan bisnis
retail juga sangat pesat, lihat saja bisnis toko kelontong, minimarket, hingga
bisnis retail yang sudah besar seperti Matahari, Alfamart, Indomart, dan Hero
banyak dicari para konsumen.
Tingginya permintaan pasar akan produk retail, membuat sebagian besar
pelaku usaha memilih strategi pemasaran tersebut untuk melepas produk mereka ke
pasaran. Meskipun cara ini terbilang mudah, namun persaingan pasar bisnis
retail sudah sangat tinggi. Maka dari itu bagi Anda yang ingin terjun dalam
bisnis retail, sebaiknya perhatikan hal-hal berikut untuk memenangkan pasar :
1.
Pertama, tentukan target pasar. Meskipun
bisnis retail biasa menawarkan berbagai produk kebutuhan masyarakat, namun
sebisa mungkin tentukan target konsumen yang ingin Anda jangkau. Misalnya saja
lebih menekankan harga murah untuk menjangkau konsumen menengah kebawah, atau
menyediakan produk dengan kualitas terbaik untuk menjangkau sasaran pasar
menengah keatas.
2.
Kedua, ciptakan loyalitas pelanggan. Memiliki
konsumen yang loyal, merupakan strategi tepat untuk meningkatkan pemasaran.
Bukan hanya itu saja, dengan adanya loyalitas konsumen juga membantu bisnis
retail untuk menghadapi persaingan pasar. Ciptakan program-program promosi yang dapat
meningkatkan loyalitas konsumen, contohnya saja dengan memberikan kartu diskon
bagi para member, atau mengadakan event promosi setiap akhir pekan.
3.
Ketiga, pilih lokasi usaha yang
strategis. Pemilihan lokasi usaha sangat mempengaruhi tingkat penjualan pada bisnis
retail. Sesuaikan lokasi usaha dengan bisnis retail yang ingin dijalankan,
sebab lokasi usaha juga ikut menentukan potensi pasar. Seperti lokasi yang ada
di tengah pemukiman warga, Anda bisa membuka toko kelontong. Sedangkan untuk
lokasi usaha yang ada di daerah perkotaan, Anda bisa mencoba bisnis retail
dengan minimarket atau supermarket.
4.
Keempat, cantumkan brand pada setiap
produk. Penanaman
image kepada para konsumen, menjadi cara jitu untuk memasarkan bisnis retail.
Yang perlu diingat adalah brand bukan hanya sekedar nama, jadi cantumkan brand
yang telah ditetapkan di setiap produk. Seperti mencantumkan logo disetiap
label harga produk, atau mencantumkan logo pada interior ruangan. Sehingga
brand tersebut menjadi pembeda bisnis retail Anda dengan bisnis para pesaing.
5.
Kelima, berikan pelayanan prima kepada
konsumen. Jangan abaikan istilah pembeli adalah raja. Istilah ini memberikan
masukan kepada para pelaku usaha untuk selalu memberikan pelayanan terbaik bagi
para konsumen. Biasakan layani konsumen dengan 3S 1A (sambut, senyum, sapa dan
antusias). Lakukan dari hal yang terkecil, seperti menyambut konsumen dengan
salam dan mengucapkan terimakasih setelah mereka selesai berbelanja. Cara ini
sudah dilakukan pada sebagian kecil bisnis retail, seperti Indomart. Jadi
konsumen merasa dihargai ketika berbelanja di tempat Anda, dan tidak segan
untuk datang berbelanja kembali.
Karena strategi
pemasaran bisnis retail lebih mengacu pada konsumen akhir sebagai potensi
pasar, sebaiknya lakukan pemasaran bisnis dengan pendekatan langsung kepada
konsumen. Yakinlah bila loyalitas konsumen telah
terbentuk, maka yang menjadi agen pemasaran paling efektif bagi bisnis Anda
adalah para konsumen tersebut. Oleh karena itu, penuhi kebutuhan konsumen dan
biarkan mereka menjadi agen pemasaran Anda. Salam sukses.
BAB III
HASIL
OBSERVASI
3.1 Lokasi Observasi
Kami melakukan observasi di TOFUKU di jalan Abdul Gani Atas no. 167 Batu.
3.2 Gambaran Umum Perusahaan
TOFUKU berdiri 08 Agustus 2008 oleh Bapak Subgyo. Ide awal membuat TOFUKU bermula dari banyaknya usaha jajanan ringan yang pada awalnya
hanya makanan kecil keluarga Bapak Subagyo. Kemudian oleh bapak dua anak ini
mencoba beberapa resep dan memodifikasinya, Alhamdulillah jadilah gorengan
mungil yang biasa disebut Tahu Krispi. Saat pertama diberikan kepada putranya
beliau terheran-heran karena putranya dengan lahap menghabiskan Tahu krispi
yang ada didepannya. Beberapa teman juga beliau juga berkomentar tentang rasa
dan nuansa krispinya, ternyata mereka juga menyukainya. Dari situlah bapak
Subagyo berfikir untuk menyempurnakan resep dan menambahkan beberapa menu
kreasi baru. Beliau memberanikan diri untuk mengembangkan potensi
ini menjadi usaha sampingan yang beromzet harian.
Perbedaan mendasar TOFUKU dengan tahu krispi yang sudah ada adalah bahan yang digunakan murni tanpa Bahan Pengawet sehingga aman untuk dikonsumsi olah semua kalangan baik orang tua, dewasa, remaja dan anak-anak. Dengan komposisi bahan yang sempurna, membuat TOFUKU tetap krispi dalam waktu yang relative lama.
Perbedaan mendasar TOFUKU dengan tahu krispi yang sudah ada adalah bahan yang digunakan murni tanpa Bahan Pengawet sehingga aman untuk dikonsumsi olah semua kalangan baik orang tua, dewasa, remaja dan anak-anak. Dengan komposisi bahan yang sempurna, membuat TOFUKU tetap krispi dalam waktu yang relative lama.
Nama TOFUKU diambil dari
bahasa Inggris dan Cina TOFU
yang berarti tahu dan ditambahkan nama KU
yang bermakna Tahu spesial dari produsen untuk konsumennya. TOFUKU baru buka pertengahan tahun
2008 ini dan dikembangkan menjadi usaha kemitraan
yang bisa dimiliki semua orang dengan harga relatif terjangkau.
3.3 Strategi Bersaing Bisnis Riteil
TOFUKU Untuk Memenangkan Persaingan Pasar
10 strategi
bersaing untuk memenangkan persaingan di pasar dalam bisnis ritel TOFUKU,
yaitu:
Prinsip 1: Berkomitmenlah untuk mensukseskan bisnis anda.
Anda harus
lebih mempercayainya dibanding siapapun. Saya rasa, saya bisa mengatasi setiap
hambatan karena saya mempunyai hasrat yang sangat kuat. Saya tidak tahu apakah
anda harus terlahir dengan hasrat seperti ini, atau anda bisa mendapatkannya
dengan cara mempelajarinya.
Prinsip 2.
Bagikan keuntungan anda dengan semua kolega anda, dan perlakukan mereka sebagai
partner.
Sebagai
balasannya, mereka juga akan memperlakukan anda sebagai partner, dan bekerja
bersama anda untuk mewujudkan impian dan harapan anda yang terindah.
Prinsip 3. Motivasi partner anda.
Uang dan
kepemilikan saja tidaklah cukup. Teruslah mencari cara-cara baru dan menarik
untuk memotivasi dan mendorong partner anda. Tetapkan target yang tinggi,
dorong persaingan, dan kemudian pertahankan skore.
Prinsip 4. Komunikasikan semua yang mungkin bisa dengan partner anda.
Semakin
banyak mereka tahu, semakin mudah mereka untuk memahami. Semakin paham mereka,
semakin mereka peduli. Begitu mereka peduli, maka tidak ada yang bisa
menghentikan mereka.
Prinsip 5.
Hargai semua yang dilakukan oleh kolega untuk bisnis anda.
Gaji dan
saham memang bisa membeli kesetiaan. Tapi kita semua menyukai saat seseorang
memberi tahu bahwa dia menghargai apa yang kita lakukan untuknya.
Prinsip 6. Rayakan kesuksesan anda.
Cari sesuatu
yang lucu dalam kegagalan anda. Jangan terlalu mengkritik diri sendiri. Jika
anda tenang, maka orang-orang disekitar anda ikut tenang. Bersenang-senanglah.
Tunjukkan rasa antusias, selalu.
Prinsip 7.
Dengarkan semua orang yang ada di dalam perusahaan dan cari cara untuk membuat
mereka bicara.
Mereka yang
berada di barisan terdepan, mereka yang berbicara langsung pada konsumen,
adalah yang paling tahu apa yang sebenarnya terjadi di sana.
Prinsip 8. Berikan lebih dari apa yang diharapkan oleh konsumen anda.
Jika anda
melakukannya, mereka akan kembali dan kembali lagi. Berikan apa yang mereka
inginkan, dan tambahkan sedikit. Buat mereka jadi tahu bahwa anda
menghargainya.
Prinsip 9.
Kendalikan pengeluaran anda dengan cara yang lebih baik dibanding pesaing anda.
Disinilah anda selalu bisa menemukan keunggulan yang kompetitif.
Prinsip 10. Berenang melawan arus.
Abaikan
kebijaksanaan konvensional. Jika semua orang melakukan dengan suatu cara, maka
anda punya peluang yang bagus untuk menemukan pangsa pasar anda dengan cara
melakukan yang sebaliknya.
3.4 Segmen
Pasar ( Target Market)
Tofuku mempunyai segmen pasar pada semua lapisan masyarakat baik anak muda,
pelajar/mahasiswa, anak-anak dan orang tua karena menu yang disajikan bisa
diterima semua orang. Lokasi penjualan yang bisa digunakan adalah:
1.
Pusat keramain seperti Jalan Raya / Terminal
2.
Sekolahan / Kampus
3.
Tempat hiburan / rekreasi atau tempat lain yang sesuai
dengan segmen pasar yang dituju
3.5 Tujuan Kemitraan TOFUKU
·
Tujuan utama
Tofuku adalah mengembangkan jiwa Entrepreneur dalam masyarakat dan penunjang perekonomian
keluarga yang berdampak mengurangi tingkat pengangguran.
·
Menciptakan
sistem persaingan dengan Kemitraan Asing dengan konsep kemitraan
BAB IV
KESIMPULAN
4.1
Kesimpulan
Dalam ritel,
pelayanan bukan hanya terletak pada personalnya namun juga diperlukan
pengembangan semua hal didalam toko baik yang bisa diukur maupun yang tidak
bisa diukur yang dapat dilakukan untuk memuaskan pelanggan. Mengerti dampak
dari citra merk produk, dan bagaimana sebuah toko harusnya diposisikan, adalah
sangat penting dalam membangun figur toko. Banyak toko yang berhasil mencapai
target penjualan mereka dengan menawarkan produk bermerk yang bagus dan disukai
konsumen dalam pilihan produk yang luas. Namun, itu saja tidak cukup untuk
menciptakan citra toko yang unik di pikiran konsumen. Membangun citra toko
membutuhkan identifikasi yang cukup mengenai diferensiasi barang dan jasa
terhadap yang ditawarkan oleh kompetitor, yang cenderung akan meningkatkan
apresiasi dari konsumen itu sendiri. Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi
citra toko secara signifikan, beberapa contoh: kualitas dari barang dan jasa;
penampilan toko; kualitas layanan penjualan; kualitas fasilitas toko;
pengalaman dan lingkungan belanja; perilaku pelayanan karyawan; tingkat harga;
dan frekuensi promosi. Ketika toko yeng berbeda menyediakan produk dan merk
yang sama, menurut Kotler and Armstrong (2001), sebuah produk yang ditawarkan
dipasar untuk ditawarkan, dikomsunsi, dan dimiliki. Menurut Porter (1996)
seharusnya produk yang ditawarkan memiliki keunikan tersendiri dibandingkan
produk yang lain. Harga dan promosi merupakan faktor langsung yang mempengaruhi
persepsi konsumen terhadap berbagai jenis toko dan citranya. Citra toko dalam
kaitannya dengan harga dan promosi akan dipengaruhi oleh tingkat harga
rata-rata, variasi harga musiman, dan frekuensi serta intensitas promosi
(Dickson and Sawyer, 1990). Konsumen yang berbeda memiliki persepsi yang bebeda
pula terhadap keputusan pemilihan toko, merujuk kepada perbedaan citra toko di
dalam benak konsumen. Memberikan pengalaman positif bagi pelanggan
melalui semua tampilan toko, tampilan staf, proses kerja, dan kualitas prima
produk akan sangat menggerakkan emosi positif konsumen.Pada akhirnya
faktor-faktor tersebut akan mendukung loyalitas pelanggan terhadap toko.
Berdasarkan
uraian diatas dapatlah kita mengambil kesimpulan bahwa sudah layaknyalah
perusahaan memiliki Strategi Pemasarannya sendiri sebelum mereka menjalankan
ataupun memasarkan produk/jasanya.
Strategi
pemasaran yang dibuat hendaknya haruslah mempertimbangkan situasi dan keadaan
perusahaan baik keadaan intern perusahaan itu sendiri atau lingkungan mikro
perusahaan, maupun keadaan ekstern perusahaan atau yang dikenal dengan
lingkungan makro perusahaan.
Perusahaan
yang berjaya dan mampu mempertahankan serta meningkatkan lagi penjulannya
ditengah-tengah pesaingnya adalah perusahaan yang telah berhasil menetapkan
strategi pemasarannya serta strategi bersaingnya dengan tepat.
Adapun
penentuan strategi bersaing hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan kepada
besar dan posisi masing-masing perusahaan dalam pasar. Karena perusahaan yang
besar mungkin dapat menerapkan stretegi tertentu yang jelas tidak bisa
dilakukan oleh perusahaan kecil. Demikian pula sebaliknya, bukanlah menjadi
sesuatu hal yang jarang terjadi bahwa perusahaan kecil dengan strateginya
sendiri mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik
daripada perusahaan besar.
Dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan semua hal diatas, maka dapat dipastikan
perusahaan akan dapat menentukan dengan baik strategi pemasarannya serta
strategi bersaingnya, untuk tetap maju dan berkembang di tengah-tengah
persaingannya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://farm1.static.flickr.com/117/313608149_7197d7894b.jpg
dan http://balaiuji.blogdetik.com/files/2010/05/supermarket-300×225.jpg
http://hindystreet.blogspot.com/2012/10/makalah-bisnis-retail.html
0 komentar:
Posting Komentar