Organisasi Bisnis

on Selasa, 29 Oktober 2013

1. Pendahuluan
            Banyak pada masa sekarang manusia membuat sebuah organisasi, di dalam organisasi tersebut banyak pula yang ingin mendapatkan sebuah keuntungan sehingga tak jarang sebuah organisasi menciptakan lapangan kerja atau membuat bisnis. Bisnis dalam arti luas adalah  suatu istilah umum yang menggambarkan suatu aktivitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan  sehari-hari.
            Proses bisnis adalah suatu sistem yang harus dimengerti oleh seorang analis untuk memecahkan masalah pada sistem serta meningkatkan efektifitas dan efesiensi dari sistem yang sebelumnya dengan mencari fakta yang komprehensif.

2. Rumusan Masalah
            1. Apa yang di maksud dengan bisnis?
            2. Bagaimana cara membuat perencanaan bisnis yang strategis?
            3. Bagaimana etika kita ketika berbisnis?
           
3. PEMBAHASAN
          3.1 Bisnis
            a.Pengertian Bisnis
            Bisnis dalam arti luas adalah  suatu  istilah  umum yang menggambarkan  suatu aktivitas dan  institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari. (Amirullah, 2005:2).
Menurut Bukhori Alma (1993:2), bisnis adalah sejumlah  total usaha yang  meliputi pertanian, produksi, konstruksi, distribusi, transportasi, komunikasi, usaha jasa dan  pemerintah, yang bergerak dalam bidang  membuat dan memasarkan barang  dan jasa kepada konsumen.
Menurut Louis E. Boone (2007:5), bisnis (bussines) terdiri dari seluruh aktivitas dan usaha untuk  mencari keuntungan dengan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan bagi sistem perekonomian, beberapa bisnis memproduksi barang berwujud sedangkan yang lain memberikan jasa. Sedangkan perilaku  merupakan tindakan seseorang  dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, bisnis merupakan tindakan individu  dan sekelompok  orang  yang  menciptakan nilai melalui penciptaan barang  dan jasa untuk  memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.
            b. Jenis - jenis Bisnis
            Menurut Indriyo Gito Sudarmo (1993: 3), ada beberapa macam
jenis bisnis, untuk memudahkan mengetahui pengelompokannya maka
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Ekstraktif, yaitu  bisnis yang  melakukan kegiatan dalam bidang pertambangan atau menggali bahan-bahan tambang yang terkandung di dalam perut bumi.
2) Agraria, yaitu  bisnis yang  menjalankan bisnisnya dalam bidang pertanian.
3) Industri, yaitu bisnis yang bergerak dalam bidang industri.
4) Jasa, yaitu  bisnis yang  bergerak  dalam bidang  jasa yang menghasilkan produk-produk yang tidak berwujud.
            c. Elemen Bisnis
            Elemen bisnis yang utama dan  merupakan sumber daya yang kompetitif bagi sebuah bisnis terdiri dari empat elemen utama yaitu:
1) Modal, yaitu  sejumlah  uang yang  digunakan  dalam menjalankan
kegiatan-kegiatan bisnis.
2) Bahan material, yaitu bahan-bahan yang terdiri dari sumber daya
alam, termasuk  tanah, kayu, mineral, dan minyak. Sumber daya
alam tersebut disebut juga sebagai faktor produksi yang dibutuhkan dalam melaksanakan aktivitas bisnis untuk diolah dan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.
3) Sumber daya manusia, yaitu  sumber daya yang  berkualitas yang
diperlukan untuk kemajuan sebuah bisnis.
4) Keterampilan manajemen
5) Suatu  bisnis yang  sukses adalah suatu  bisnis yang  dijalankan
dengan manajemen yang  efektif. Sistem manajemen yang  efektif
adalah sistem yang dijalankan berdasarkan prosedur dan tata kerja
manajemen.
           
            3.2 Perencanaan Bisnis
            Perkembangan bisnis yang pesat telah memaksa hampir semua perusahaan untuk
tidak hanya memikirkan lingkungan internal perusahaan saja, tetapi juga lingkungan
eksternal. Lingkungan eksternal meliputi pesaing, pemasok, sumber daya yang terbatas,
peraturan pemerintah, pelanggan, kondisi sosial dan ekonomi, dan perkembangan
teknologi. Semua faktor tersebut harus terus diantisipasi, dimonitor, diukur dan
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan eksekutif.
Untuk menangani segala sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan dan
laba perusahaan secara efektif, eksekutif harus harus bertanggung-jawab terhadap proses-
proses manajemen yang dapat mempertahankan dan meningkatkan posisi perusahaan
yang dipimpinnya dalam mengantisipasi perubahan lingkungan dan kebutuhan yang
seringkali tidak dapat diprediksikan.
 Proses-proses manajemen yang berskala besar seperti ini menjadi makin penting,
terutama setelah di sekitar tahun 1970-an, konsep-konsep seperti “perencanaan jangka
panjang,” “perencanaan, penyusunan program, penyusunan anggaran,” dan “kebijakan
bisnis” menjamur dan bercampur baur. Semua pendekatan ini dikenal sebagai manajemen
strategis atau perencanaan strategis.
Pearce dan Robinson (1994, pp 3) mendefinisikan perencanaan strategis sebagai
kumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi dari
rencana yang dirancang untuk mencapai tujuan suatu perusahaan. Strategi merupakan
suatu “rencana permainan” (game plan) dari suatu perusahaan yang menyediakan suatu
kerangka kerja bagi keputusan manajemen. Strategi mencerminkan pengertian suatu
perusahaan atas bagaimana, kapan, dan di mana perusahaan tersebut berkompetisi;
terhadap siapa perusahaan tersebut berkompetisi; dan untuk tujuan apa perusahaan
tersebut berkompetisi.
Finkelstein (1989, pp 158) membagi perencanaan strategis menjadi dua bentuk
utama, yaitu:
1.Perencanaan strategis perusahaan
2.Perencanaan strategis sistem
            Perencanaan strategis perusahaan, atau dapat disebut sebagai perencanaan
perusahaan, dilaksanakan pada tingkat tertinggi dari perusahaan; sedangkan perencanaan
strategis sistem, atau dapat disebut sebagai perencanaan sistem, dilakukan di departemen
Pemrosesan Data. Untuk menggabungkan perencanaan sistem dan perencanaan
perusahaan, beberapa perusahaan meletakkan fungsi perencanaan sistem tersebut sebagai
bagian dari perencanaan perusahaan yang tidak terpisahkan.
Gambar 2.1 Perencanaan Strategis versus Pengembangan Sistem Informasi






            3.3 Etika Berbisnis
            a.Pengertian Etika Bisnis
Etika berasal dari kata Yunani yaitu ethos yang berarti tempa tinggal, padang  rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Bentuk jamaknya adalah ta etha, yang berarti adatistiadat. Dalam hal ini, kata etika sama pengertiannya dengan moral. Menurut Suhardana (2006)  dalam Sukirno Agus dan I Cekik Ardana (2009: 127-128) istilah lain dari etika adalah susila, su artinya baik, sila artinya kebiasaan. Jadi susila berarti kebiasaan atau tingkah laku perbuatan manusia yang baik. Menurut Lawrence, Weber, dan Post (2005) dalam Sukirno Agus dan I Cekik Ardana (2009: 127-128) etika adalah suatu konsepsi tentang perilaku benar dan salah. Etika menjelaskan kepada kita apakah perilaku  kita bermoral atau  tidak berkaitan  denga hubungan kemanusiaan yang fundamental, bagaimana kita berpikir dan bertinda kepada orang  lain dan  bagaimana kita inginkan  meraka berpikir dan bertindak terhadap kita. Menurut David  P. Baron (2005) dalam Sukirno Agus dan  I Cekik Ardana (2009: 127-128) etika adalah suatu pendekatan sistematis atas penilaian moral yang didasarkan atas penalaran, analisis, sintetis dan reflektif. Menurut Muslich (2004: 9) etika bisnis dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang  memperhatikan  norma dan moralitas yang  berlak secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan pengetrapan norm dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis. Etika bisnis terkait dengan masalah penilaian terhadap kegiatan dan perilaku  bisnis yang  mengacu  pada kebenaran atau  kejujuran berusaha (Murti Sumarni, 1995:21). Chandra R (1998:20)  menambahkan bahwa perubahan-perubahan besar dalam orakti pengelolaan bisnis dewasa ini menyebabkan  perhatian  terhadap  etika bisnis semakin penting. Oleh karena itu, etika bisnis merupakan pengetahuan pedagang tentang tata cara pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.
b. Prinsip-prinsip Etika Bisnis
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang bertujuan memberikan acuan cara yang  harus ditempuh oleh perusahaan untuk  mencapai tujuannya.
Muslich (2004:  18-20) menyatakan bahwa prinsip-prinsip  etika bisnis meliputi:

1) Prinsip ekonomi
Perusahaan secara bebas memiliki wewenang  sesuai dengan bidang  yang  dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang  dimilikinya dalam menetapkan kebijakan  perusahaan harus diarahkan pada upaya pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran, kesejahteraan para pekerja, komunitas yang dihadapinya.
2) Prinsip kejujuran
Kejujuran menjadi nilai yang palin mendasar dalam mendukung  keberhasilan kinerja perusahaan. Dalam hubungannya dengan lingkungan bisnis, kejujuran diorientasikan kepada seluruh pihak  yang  terkait dengan  aktivitas bisnis. Dengan  kejujuran  yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka masyarakat yang ada di sekitar lingkungan perusahaan akan menaruh kepercayaan yang tinggi bagi perusahaan tersebut.
 3) Prinsip niat baik dan tidak berniat jahat
Prinsip ini terkait erat dengan kejujuran. Tindakan jahat tentu tidak membantu perusahaa dalam membangun kepercayaan masyarakat, justru  kejahatan dalam berbisnis akan menghancurkan perusahaan itu  sendiri.  Niatan dari suatu  tujuan terlihat cukup transparan misi, visi dan tujuan yang  ingin  dicapai dari suatu perusahaan.
4)Prinsip adil
Prinsip  ini menganjurkan perusahaan untuk  bersikap  dan berperilaku  adil kepada pihak-pihak  bisnis yang  terkait dengan sistem bisnis tersebut.
5)Prinsip hormat pada diri sendiri
Prinsip  hormat pada diri sendiri adalah  cermin  penghargaan yang positif pada diri sendiri. Hal ini dimulai dengan penghargaan terhadap orang lain. Menjaga nama baik merupakan pengakuan atas keberadaan perusahaan tersebut.
Prinsip etika bisnis menurut Sonny Keraf (1998) dalam Sukirno Agus dan  I Cekik  Ardana (2009:  127-128) mengatakan bahwa setidaknya ada lima prinsip yang dijadikan titik tolak pedoman perilaku dalam menjalankan praktik bisnis, yaitu:


1) Prinsip Otonomi
Prinsip  otonomi menunjukkan  sikap kemandirian, kebebasan, dan tanggungjawab.Orang  yang  mandiri berarti orang  yang  dapat mengambil suatu keputusan dan melaksanakan tindakan berdasarkan kemampuan sendiri sesuai dengan apa yang diyakininya, bebas dari tekanan, hasutan, dan ketergantungan kepada pihak lain.
2) Prinsip Kejujuran
Prinsip  kejujuran menanamkan sikap  bahwa apa yang  dipikirkan adalah apa yang  dikatakan, dan apa yang  dikatakan adalah yang dikerjakan. Prinsip ini juga menyiratkan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai komitmen, kontrak, dan perjanjian yang telah disepakati.
3) Prinsip Keadilan
Prinsip  keadilan menanamkan sikap  untuk  memperlakukan semua pihak  secara adil, yaitu  suatu  sikap yang  tidak membeda-bedakan dari berbagai aspek baik dari aspek ekonomi, hukum, maupun aspek  lainnya.
4) Prinsip saling Menguntungkan
Prinsip saling menguntungkan menanamkan kesadaran bahwa dalam berbisnis perlu ditanamkan prinsip  win-win solution, artinya dalam setiap keputusan dan tindakan bisnis harus diusahakan agar semua pihak merasa diuntungkan.
5) Prinsip Integritas Moral
Prinsip integritas moral adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain  dalam segala keputusan dan tindakan bisnis yang  diambil. Prinsip  ini dilandasi oleh kesadaran bahwa setiap  orang  harus dihormati harkat dan martabatnya.
Prinsip-prinsip etika bisnis di atas tidak hanya digunakan pada sebuah perusahaan atau organisasi perdagangan, akan tetapi dapat pula digunakan pada usaha yang  dikelola pedagang kaki lima, hal ini dikarenakan  setiap bisnis yang dijalankan oleh  pedagang  kaki lima harus didasarkan  pada prinsip-prinsip  tersebut agar tidak melanggar hak-hak konsumen.

c. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Etika Bisnis
Dalam etika bisnis ada beberapa hal yang  perlu  diperhatikan, yaitu:
1) Etika bisnis produksi
Produksi merupakan kegiatan untuk meningkatkan nilai guna suatu  barang  atau  jasa. Dalam etika menentukan produk  dalam rangka mempertemukan apa dan bagaimana keinginan  dan kebutuhan konsumen, berkaitan erat dengan  hal-hal sebagai berikut:
a) produk yang berguna dan dibutuhkan
b) produk yang berpotensi menghasilkan keuntungan
c) nilai tambah yang tinggi
d) jumlah yang dibutuhkan dan mendapatkan keuntungan
e) dapat memuaskan konsumen secara positif (Muslich, 2004:97).
 2)Etika bisnis promosi dan pemasaran
Kegiatan promosi dan pemasaran merupakan ujung  tombak dari kegiatan bisnis yang  dijadikan pendukung  utama dalam menggembangkan bisnis. Menurut William J. Stanton dalam (Basu Swasta dan Sukotjo, 1995; 179) pemasaran adalah suatu  sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial. Menurut Muslich (2004: 93-94) hal yang  penting  dalam promosi menurut etikanya adalah kebenaran  dan kejujuran obyektivitas pesan faktual yang disampaikan dengan tujuan untuk membangun kepercayaan dan loyalitas masyarakat terhadap perusahaan.
3) Etika bisnis distribusi
Prinsip  distribusi produk  dimaksudkan untuk  mencapai ketepatan dan kecepatan waktu  datangnya barang  ketangan konsumen, keamanan yang terjaga dari kerusakan, sarana kompetisi dalam ketepatan memenuhi kebutuhan masyarakat.


Etika bisnis dalam kegiatan distribusi yaitu  kecepatan dan ketepatan produk  ditangan konsumen dengan mudah pada saat dibutuhkan. Jika bisnis melakukan penimbunan atas produk maka akibatnya tidak  terdapat ketersediaan produk  yang cukup  dimasyakat dan dapat menyebabkan kelangkaan. Penimbunan barang dengan  tujuan mendapatkan  keuntungan yang maksimal hal ini tidak sesuai dengan etika bisnis.
4) Etika bisnis dalam kompetisi
Sebuah kegiatan bisnis tidak bisa terlepas dari kompitisi antar pelaku bisnis.
Menurut Muslich (2004:108)  prinsip etika yang  dapat dikembangkan  dalam kompetisi
Berdasarkan landasan-landasan antara lain:
a) memberikan yang  terbaik  untuk  konsumen, dapat berupa memberikan kualitas produk  yang  terbaik, memberikan harga yang kompetitif dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk konsumen.
b) tidak berlaku curang
c) kerja sama positif
Prinsip-prinsip etika bisnis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:  prinsip  ekonomi dapat diukur melalui empat hal yang meliputi: keuntungan maksimal, pendapatan meningkat, barang dagangan yang dijual memiliki nilai lebih, dan harga yang ditawarkan cukup kompetitif Prinsip kejujuran dapat diukur melalui empat hal yang meliputi: penawaran barang dan jasa, hubungan kerjasama dengan mitra dagang, jujur pada semua mitra dagang, dan informasi yang  diberikan sesuai dengan realita.
Prinsip niat baik dan tidak berniat jahat dapat diukur melalui tiga hal yang  meliputi:  memberikan yang terbaik kepada konsumen, tidak berlaku curang, dan kerjasama positif antar mitra dagang. Prinsip  keadilan  dapat diukur melalui dua hal  yang meliputi: memberikan pelayanan yang  adil dan harga barang  dagangan sesuai dengan kualitasnya.
Prinsip hormat pada diri sendiri dapat diukur melalui dua hal yang meliputi:  barang  dagangan yang  ditawarkan terjamin  kualitasnya dan memperhatikan aspek kesehatan.


d. Pentingnya Etika Bisnis
Bisnis dipahami sebagai suatu  proses keseluruhan dari produksi yang dirumuskan sebagai usaha memaksimalkan keuntungan perusahaan dan meminimumkan biaya produksi. Oleh karena itu, bisnis seringkali menetapkan pilihan strategis berdasarkan nilai dimana pilihan tersebut didasarkan atas keuntungan dan  kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Muhammad (2004: 60-61), pentingnya etika bisnis dalam kelangsungan perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Tugas utama etika bisnis dipusatkan pada upaya mencari cara untuk  menyelaraskan kepentingan strategis sustu  bisnis dengan tuntunan moralitas.
 2) Etika bisnis bertugas melakukan perubahan kesadaran masyarakat tentang bisnis dengan memberikan suatu pemahaman yaitu bisnis tidak dapat dipisahkan dari etika.

4. Kesimpulan
Ketika kita ingin melaksanaka bisnis kita harus benar-benar mengerti apa itu bisnis selanjutnya kita harus mengerti bagaimana perencanaan kita untuk berbisnis. Kita juga harus mengerti betul apa itu etika berbisnis, karena jikalau kita tidak mempunyai etika ketika berbisnis maka client atau partner kita yang kita ajak berbisnis akan kecewa dengan kita karena kita tidak mempunyai etika kitika berbisnis.
Daftar Pustaka

0 komentar:

Posting Komentar