1.
Pendahuluan
Banyak pada masa
sekarang manusia membuat sebuah organisasi, di dalam organisasi tersebut banyak
pula yang ingin mendapatkan sebuah keuntungan sehingga tak jarang sebuah
organisasi menciptakan lapangan kerja atau membuat bisnis. Bisnis dalam arti
luas adalah suatu istilah umum yang
menggambarkan suatu aktivitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa
dalam kehidupan sehari-hari.
Proses bisnis adalah suatu sistem yang harus dimengerti
oleh seorang analis untuk memecahkan masalah pada sistem serta meningkatkan
efektifitas dan efesiensi dari sistem yang sebelumnya dengan mencari fakta yang
komprehensif.
2.
Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan bisnis?
2. Bagaimana cara membuat perencanaan bisnis yang
strategis?
3. Bagaimana etika kita ketika berbisnis?
3.
PEMBAHASAN
3.1
Bisnis
a.Pengertian
Bisnis
Bisnis dalam arti luas adalah suatu
istilah umum yang
menggambarkan suatu aktivitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa
dalam kehidupan sehari-hari. (Amirullah, 2005:2).
Menurut Bukhori Alma
(1993:2), bisnis adalah sejumlah total usaha
yang meliputi pertanian, produksi, konstruksi,
distribusi, transportasi, komunikasi, usaha jasa dan pemerintah, yang bergerak dalam bidang membuat dan memasarkan barang dan jasa kepada konsumen.
Menurut Louis E. Boone
(2007:5), bisnis (bussines) terdiri dari seluruh aktivitas dan usaha untuk mencari keuntungan dengan menyediakan barang dan
jasa yang dibutuhkan bagi sistem perekonomian, beberapa bisnis memproduksi barang
berwujud sedangkan yang lain memberikan jasa. Sedangkan perilaku merupakan tindakan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
bisnis merupakan tindakan individu dan
sekelompok orang yang
menciptakan nilai melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh
keuntungan melalui transaksi.
b. Jenis - jenis Bisnis
Menurut Indriyo Gito Sudarmo (1993: 3), ada beberapa
macam
jenis bisnis, untuk
memudahkan mengetahui pengelompokannya maka
dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1) Ekstraktif,
yaitu bisnis yang melakukan kegiatan dalam bidang pertambangan atau
menggali bahan-bahan tambang yang terkandung di dalam perut bumi.
2) Agraria, yaitu bisnis yang
menjalankan bisnisnya dalam bidang pertanian.
3) Industri, yaitu
bisnis yang bergerak dalam bidang industri.
4) Jasa, yaitu bisnis yang
bergerak dalam bidang jasa yang menghasilkan produk-produk yang
tidak berwujud.
c. Elemen Bisnis
Elemen bisnis yang utama dan merupakan sumber daya yang kompetitif bagi
sebuah bisnis terdiri dari empat elemen utama yaitu:
1) Modal, yaitu sejumlah
uang yang digunakan dalam menjalankan
kegiatan-kegiatan
bisnis.
2) Bahan material,
yaitu bahan-bahan yang terdiri dari sumber daya
alam, termasuk tanah, kayu, mineral, dan minyak. Sumber daya
alam tersebut disebut
juga sebagai faktor produksi yang dibutuhkan dalam melaksanakan aktivitas
bisnis untuk diolah dan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat.
3) Sumber daya manusia,
yaitu sumber daya yang berkualitas yang
diperlukan untuk
kemajuan sebuah bisnis.
4) Keterampilan
manajemen
5) Suatu bisnis yang
sukses adalah suatu bisnis
yang dijalankan
dengan manajemen
yang efektif. Sistem manajemen yang efektif
adalah sistem yang
dijalankan berdasarkan prosedur dan tata kerja
manajemen.
3.2 Perencanaan
Bisnis
Perkembangan
bisnis yang pesat telah memaksa hampir semua perusahaan untuk
tidak hanya memikirkan
lingkungan internal perusahaan saja, tetapi juga lingkungan
eksternal. Lingkungan
eksternal meliputi pesaing, pemasok, sumber daya yang terbatas,
peraturan pemerintah,
pelanggan, kondisi sosial dan ekonomi, dan perkembangan
teknologi. Semua faktor
tersebut harus terus diantisipasi, dimonitor, diukur dan
dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan eksekutif.
Untuk menangani segala
sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan dan
laba perusahaan secara
efektif, eksekutif harus harus bertanggung-jawab terhadap proses-
proses manajemen yang
dapat mempertahankan dan meningkatkan posisi perusahaan
yang dipimpinnya dalam
mengantisipasi perubahan lingkungan dan kebutuhan yang
seringkali tidak dapat
diprediksikan.
Proses-proses manajemen yang berskala besar
seperti ini menjadi makin penting,
terutama setelah di
sekitar tahun 1970-an, konsep-konsep seperti “perencanaan jangka
panjang,” “perencanaan,
penyusunan program, penyusunan anggaran,” dan “kebijakan
bisnis” menjamur dan
bercampur baur. Semua pendekatan ini dikenal sebagai manajemen
strategis atau
perencanaan strategis.
Pearce dan Robinson
(1994, pp 3) mendefinisikan perencanaan strategis sebagai
kumpulan keputusan dan
tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi dari
rencana yang dirancang
untuk mencapai tujuan suatu perusahaan. Strategi merupakan
suatu “rencana
permainan” (game plan) dari suatu perusahaan yang menyediakan suatu
kerangka kerja bagi
keputusan manajemen. Strategi mencerminkan pengertian suatu
perusahaan atas
bagaimana, kapan, dan di mana perusahaan tersebut berkompetisi;
terhadap siapa
perusahaan tersebut berkompetisi; dan untuk tujuan apa perusahaan
tersebut berkompetisi.
Finkelstein (1989, pp
158) membagi perencanaan strategis menjadi dua bentuk
utama, yaitu:
1.Perencanaan strategis
perusahaan
2.Perencanaan strategis
sistem
Perencanaan strategis perusahaan, atau dapat disebut
sebagai perencanaan
perusahaan,
dilaksanakan pada tingkat tertinggi dari perusahaan; sedangkan perencanaan
strategis sistem, atau
dapat disebut sebagai perencanaan sistem, dilakukan di departemen
Pemrosesan Data. Untuk
menggabungkan perencanaan sistem dan perencanaan
perusahaan, beberapa
perusahaan meletakkan fungsi perencanaan sistem tersebut sebagai
bagian dari perencanaan
perusahaan yang tidak terpisahkan.

Gambar 2.1 Perencanaan Strategis versus Pengembangan
Sistem Informasi
3.3 Etika Berbisnis
a.Pengertian
Etika Bisnis
Etika berasal dari kata
Yunani yaitu ethos yang berarti tempa tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak,
perasaan, sikap, cara berpikir. Bentuk jamaknya adalah ta etha, yang berarti
adatistiadat. Dalam hal ini, kata etika sama pengertiannya dengan moral. Menurut
Suhardana (2006) dalam Sukirno Agus dan
I Cekik Ardana (2009: 127-128) istilah lain dari etika adalah susila, su
artinya baik, sila artinya kebiasaan. Jadi susila berarti kebiasaan atau
tingkah laku perbuatan manusia yang baik. Menurut Lawrence, Weber, dan Post
(2005) dalam Sukirno Agus dan I Cekik Ardana (2009: 127-128) etika adalah suatu
konsepsi tentang perilaku benar dan salah. Etika menjelaskan kepada kita apakah
perilaku kita bermoral atau tidak berkaitan denga hubungan kemanusiaan yang fundamental, bagaimana
kita berpikir dan bertinda kepada orang
lain dan bagaimana kita
inginkan meraka berpikir dan bertindak
terhadap kita. Menurut David P. Baron
(2005) dalam Sukirno Agus dan I Cekik
Ardana (2009: 127-128) etika adalah suatu pendekatan sistematis atas penilaian
moral yang didasarkan atas penalaran, analisis, sintetis dan reflektif. Menurut
Muslich (2004: 9) etika bisnis dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang tata
cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan
norma dan moralitas yang berlak secara
universal dan secara ekonomi/sosial, dan pengetrapan norm dan moralitas ini menunjang
maksud dan tujuan kegiatan bisnis. Etika bisnis terkait dengan masalah
penilaian terhadap kegiatan dan perilaku
bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha (Murti Sumarni, 1995:21). Chandra
R (1998:20) menambahkan bahwa
perubahan-perubahan besar dalam orakti pengelolaan bisnis dewasa ini
menyebabkan perhatian terhadap
etika bisnis semakin penting. Oleh karena itu, etika bisnis merupakan
pengetahuan pedagang tentang tata cara pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan
norma dan moralitas melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.
b. Prinsip-prinsip
Etika Bisnis
Etika bisnis memiliki
prinsip-prinsip yang bertujuan memberikan acuan cara yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Muslich (2004: 18-20) menyatakan bahwa prinsip-prinsip etika bisnis meliputi:
1) Prinsip ekonomi
Perusahaan secara bebas
memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang
dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya dalam menetapkan kebijakan perusahaan harus diarahkan pada upaya
pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran, kesejahteraan
para pekerja, komunitas yang dihadapinya.
2) Prinsip kejujuran
Kejujuran menjadi nilai
yang palin mendasar dalam mendukung
keberhasilan kinerja perusahaan. Dalam hubungannya dengan lingkungan
bisnis, kejujuran diorientasikan kepada seluruh pihak yang
terkait dengan aktivitas bisnis.
Dengan kejujuran yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka
masyarakat yang ada di sekitar lingkungan perusahaan akan menaruh kepercayaan
yang tinggi bagi perusahaan tersebut.
3) Prinsip niat baik dan tidak berniat jahat
Prinsip ini terkait
erat dengan kejujuran. Tindakan jahat tentu tidak membantu perusahaa dalam
membangun kepercayaan masyarakat, justru
kejahatan dalam berbisnis akan menghancurkan perusahaan itu sendiri.
Niatan dari suatu tujuan terlihat
cukup transparan misi, visi dan tujuan yang
ingin dicapai dari suatu perusahaan.
4)Prinsip adil
Prinsip ini menganjurkan perusahaan untuk bersikap
dan berperilaku adil kepada
pihak-pihak bisnis yang terkait dengan sistem bisnis tersebut.
5)Prinsip hormat pada
diri sendiri
Prinsip hormat pada diri sendiri adalah cermin
penghargaan yang positif pada diri sendiri. Hal ini dimulai dengan
penghargaan terhadap orang lain. Menjaga nama baik merupakan pengakuan atas keberadaan
perusahaan tersebut.
Prinsip etika bisnis
menurut Sonny Keraf (1998) dalam Sukirno Agus dan I Cekik
Ardana (2009: 127-128) mengatakan
bahwa setidaknya ada lima prinsip yang dijadikan titik tolak pedoman perilaku dalam
menjalankan praktik bisnis, yaitu:
1) Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan, dan tanggungjawab.Orang yang
mandiri berarti orang yang dapat mengambil suatu keputusan dan
melaksanakan tindakan berdasarkan kemampuan sendiri sesuai dengan apa yang
diyakininya, bebas dari tekanan, hasutan, dan ketergantungan kepada pihak lain.
2) Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah apa yang dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah yang dikerjakan. Prinsip ini
juga menyiratkan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai komitmen, kontrak, dan
perjanjian yang telah disepakati.
3) Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk
memperlakukan semua pihak secara
adil, yaitu suatu sikap yang
tidak membeda-bedakan dari berbagai aspek baik dari aspek ekonomi,
hukum, maupun aspek lainnya.
4) Prinsip saling
Menguntungkan
Prinsip saling
menguntungkan menanamkan kesadaran bahwa dalam berbisnis perlu ditanamkan
prinsip win-win solution, artinya dalam setiap
keputusan dan tindakan bisnis harus diusahakan agar semua pihak merasa
diuntungkan.
5) Prinsip Integritas
Moral
Prinsip integritas
moral adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam segala keputusan dan tindakan bisnis
yang diambil. Prinsip ini dilandasi oleh kesadaran bahwa
setiap orang harus dihormati harkat dan martabatnya.
Prinsip-prinsip etika
bisnis di atas tidak hanya digunakan pada sebuah perusahaan atau organisasi
perdagangan, akan tetapi dapat pula digunakan pada usaha yang dikelola pedagang kaki lima, hal ini dikarenakan setiap bisnis yang dijalankan oleh pedagang
kaki lima harus didasarkan pada
prinsip-prinsip tersebut agar tidak
melanggar hak-hak konsumen.
c. Hal-hal yang Harus
Diperhatikan dalam Etika Bisnis
Dalam etika bisnis ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1) Etika bisnis
produksi
Produksi merupakan
kegiatan untuk meningkatkan nilai guna suatu
barang atau jasa. Dalam etika menentukan produk dalam rangka mempertemukan apa dan bagaimana keinginan dan kebutuhan konsumen, berkaitan erat dengan hal-hal sebagai berikut:
a) produk yang berguna
dan dibutuhkan
b) produk yang
berpotensi menghasilkan keuntungan
c) nilai tambah yang
tinggi
d) jumlah yang
dibutuhkan dan mendapatkan keuntungan
e) dapat memuaskan
konsumen secara positif (Muslich, 2004:97).
2)Etika bisnis promosi dan pemasaran
Kegiatan promosi dan pemasaran
merupakan ujung tombak dari kegiatan bisnis
yang dijadikan pendukung utama dalam menggembangkan bisnis. Menurut
William J. Stanton dalam (Basu Swasta dan Sukotjo, 1995; 179) pemasaran adalah
suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli
yang potensial. Menurut Muslich (2004: 93-94) hal yang penting
dalam promosi menurut etikanya adalah kebenaran dan kejujuran obyektivitas pesan faktual yang
disampaikan dengan tujuan untuk membangun kepercayaan dan loyalitas masyarakat terhadap
perusahaan.
3) Etika bisnis
distribusi
Prinsip distribusi produk dimaksudkan untuk mencapai ketepatan dan kecepatan waktu datangnya barang ketangan konsumen, keamanan yang terjaga dari
kerusakan, sarana kompetisi dalam ketepatan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Etika bisnis dalam
kegiatan distribusi yaitu kecepatan dan ketepatan
produk ditangan konsumen dengan mudah
pada saat dibutuhkan. Jika bisnis melakukan penimbunan atas produk maka akibatnya
tidak terdapat ketersediaan produk yang cukup
dimasyakat dan dapat menyebabkan kelangkaan. Penimbunan barang dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang maksimal hal ini tidak sesuai
dengan etika bisnis.
4) Etika bisnis dalam
kompetisi
Sebuah kegiatan bisnis
tidak bisa terlepas dari kompitisi antar pelaku bisnis.
Menurut Muslich (2004:108) prinsip etika yang dapat dikembangkan dalam kompetisi
Berdasarkan landasan-landasan
antara lain:
a) memberikan yang terbaik
untuk konsumen, dapat berupa memberikan
kualitas produk yang terbaik, memberikan harga yang kompetitif dan
memberikan pelayanan yang terbaik untuk konsumen.
b) tidak berlaku curang
c) kerja sama positif
Prinsip-prinsip etika
bisnis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: prinsip
ekonomi dapat diukur melalui empat hal yang meliputi: keuntungan maksimal,
pendapatan meningkat, barang dagangan yang dijual memiliki nilai lebih, dan
harga yang ditawarkan cukup kompetitif Prinsip kejujuran dapat diukur melalui
empat hal yang meliputi: penawaran barang dan jasa, hubungan kerjasama dengan
mitra dagang, jujur pada semua mitra dagang, dan informasi yang diberikan sesuai dengan realita.
Prinsip niat baik dan
tidak berniat jahat dapat diukur melalui tiga hal yang meliputi:
memberikan yang terbaik kepada konsumen, tidak berlaku curang, dan
kerjasama positif antar mitra dagang. Prinsip
keadilan dapat diukur melalui dua
hal yang meliputi: memberikan pelayanan
yang adil dan harga barang dagangan sesuai dengan kualitasnya.
Prinsip hormat pada
diri sendiri dapat diukur melalui dua hal yang meliputi: barang
dagangan yang ditawarkan
terjamin kualitasnya dan memperhatikan
aspek kesehatan.
d. Pentingnya Etika
Bisnis
Bisnis dipahami sebagai
suatu proses keseluruhan dari produksi yang
dirumuskan sebagai usaha memaksimalkan keuntungan perusahaan dan meminimumkan
biaya produksi. Oleh karena itu, bisnis seringkali menetapkan pilihan strategis
berdasarkan nilai dimana pilihan tersebut didasarkan atas keuntungan dan kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Muhammad (2004:
60-61), pentingnya etika bisnis dalam kelangsungan perusahaan adalah sebagai
berikut:
1) Tugas utama etika
bisnis dipusatkan pada upaya mencari cara untuk
menyelaraskan kepentingan strategis sustu bisnis dengan tuntunan moralitas.
2) Etika bisnis bertugas melakukan perubahan
kesadaran masyarakat tentang bisnis dengan memberikan suatu pemahaman yaitu
bisnis tidak dapat dipisahkan dari etika.
4.
Kesimpulan
Ketika kita ingin melaksanaka bisnis kita harus
benar-benar mengerti apa itu bisnis selanjutnya kita harus mengerti bagaimana
perencanaan kita untuk berbisnis. Kita juga harus mengerti betul apa itu etika
berbisnis, karena jikalau kita tidak mempunyai etika ketika berbisnis maka client
atau partner kita yang kita ajak berbisnis akan kecewa dengan kita karena kita
tidak mempunyai etika kitika berbisnis.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar